Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan harga yang
besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang
tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya adalah elastis. Dan sebaliknya,
apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak berubah
maka dapat dikatakan permintaannya tidak
elastis.
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam
praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana
responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu
dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana
besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini
dinamakan elastisitas permintaan.
Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran
sejumlah barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap
perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran (Sukirno, 2010).
Dalam
kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan, dan masyarakat secara
keseluruhannya akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang bersifat ekonomi,
yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan atau suatu
masyarakat harus membuat keputusan tentang cara yang terbaik dan menentukan
prioritas untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Sehingga munculah prinsip
ekonomi dimana setiap individu, suatu perusahaan, atau masyarakat dituntut agar
mengelola resources untuk pemenuhan kebutuhan sebagai solusi masalah
kelangkaan.
Elastisitas
merupakan salah satu konsep penting untuk memahami salah satu permasalahan di
bidang ekonomi yang memerlukan pernyataan kuantitatif mengenai jumlah barang
yang ditawarkan. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis
ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak,
maupun distribusi kemakmuran.
Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan
yang ditimbulkan oleh perubahan harga. Sedangkan elastisitas penawaran mengukur
responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas
permintaan dibedakan menjadi tiga konsep, yaitu; elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas
permintaan silang. Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap
dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara presentasi
perubahan jumlah diminta dengan presentasi perubahan harga disebut dengan koefisien elastisitas permintaan.
Beras
termasuk salah satu kebutuhan yang sangat pokok di Indonesia. Semua orang
membutuhkan beras untuk bahan pangan sehari – hari. Beberapa bulan lalu
tepatnya pada bulan Mei 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga
beras di pasaran yang merangkak naik saat itu disebabkan produksi padi mulai
turun, sehingga harga gabah (bulir padi) di tingkat petani dan penggilingan
juga naik. Kenaikan tertinggi terjadi pada beras jenis medium. Kepala BPS
Suhariyanto mengatakan imbas dari kenaikan harga gabah di tingkat petani itu
membuat harga beras di pasaran juga naik.
Bagaimana
cara menghitung koefisian elastisitas permintaan harga beras dan apa faktor
yang dapat membedakan elastisitas permintaan suatu barang dengan barang
·
Menurut Faried Wijaya,
secara umum elastisitas menunjukkan
seberapa respon suatu variabel akibat dari perubahan variabel atau salah satu
variabel lain yang mempengaruhinya.
·
Menurut Salvatore,
elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta
konsumen akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain, elastisitas
harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan
perubahan proporsional dari harga (Budi S, 2009).
Seperti
teori menurut Faried dan Salvatore, dapat disimpulkan bahwa elastisitas permintaan
adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur perubahan relatif
dalam jumlah unit barang yang di beli sebagai akibat perubahan salah satu
faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas
permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang
terhadap perubahan harga barang tersebut. Angka yang mengukur besarnya pengaruh
perubahan harga atas perubahan jumlah barang yang diminta disebut koefisien
elastisitas permintaan, dilambangkan (Ed).
Adapun
rumusnya :
Misalkan kita ingin mengetahui besarnya koefisien elastisitas kenaikan harga beras. Didapati harga beras adalah 8.000 rupiah/kg naik menjadi 10000 rupiah/kg pada bulan berikutnya, dan karena itu permintaannya berkurang dari 30000kg menjadi 20000kg. Maka :
= -10000/20000 . -2000/10000
= -1/2 . -1/5
=-1/10
Ada
beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan
berbagai barang, yaitu :
1.
Tingkat kemampuan barang – barang lain
untuk menggantikan barang yang bersangkutan
Permintaan
terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat
tidak elastis, karena (i) jika harga naik para pembelinya sukar mendapat barang
pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh karena
itu permintaannya tidak banyak berkurang. Dan (ii) jika harga turun
permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang
pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Semakin banyak jenis barang pengganti terhadap suatu barang, maka
semakin elastis sifat permintaannya.
Beras adalah bahan makanan yang sangat pokok. Sebenarnya ada beberapa barang pengganti
untuk beras, seperti gandum, singkong, ubi yang juga dapat digunakan sebagai bahan
makanan pokok sehari – hari. Namun, masyarakat Indonesia sudah sangat
ketergantungan dengan nasi untuk dijadikan makanan pokok sehari – hari. Maka dari
itu, meskipun beras harganya naik, kuantitas permintaan untuk beras tidak
banyak berkurang.
2.
Presentasi pendapatan yang akan
dibelanjakan untuk membeli barang tersebut
Besarnya
bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang
diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan barang tersebut.
Karena harga beras tidak setinggi harga barang – barang tersier, dan juga beras
adalah bahan pangan pokok yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan
masyarakat, maka permintaan beras akan selalu ada meskipun harga beras naik.
3.
Jangka waktu di mana permintaan itu
dianalisis
Semakin lama jangka
waktu dimana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan
sesuatu barang.
4.
Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan
akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat
membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya,
kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan
akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah
kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan
menurunkan permintaan.
5.
Tradisi
Apabila
pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya
harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic,
tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.
6.
Mode
Mode
juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila barang tersebut
sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya harga akan tetap
dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian sebaliknya.
7.
Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal
ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga
permintaan menjadi elastis.
Kenaikan harga beras pada contoh soal diatas termasuk dalam barang inelastis, karena barang tersebut memiliki nilai elastisitas kurang dari 1. Yang berarti pengaruh besar - kecilnya harga terhadap jumlah - permintaan tidak terlalu besar. Jadi, meskipun harga beras naik, kuantitas permintaan tidak berubah banyak. Karena beras adalah bahan makanan pokok yang sangat dibutuhka oleh semua masyarakat, dan juga karena fakor barang pengganti yang tidak biasa dipakai oleh masyarakat menjadikan kuantitas permintaan terhadap beras tetap tinggi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan
https://alafu59.wordpress.com/2012/06/13/contoh-kasus-elastisitas-dari-barang-elektronik/
http://www.swamedium.com/2017/06/03/bps-kenaikan-harga-beras-akibat-produksi-padi-turun/
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 103-107
Richard G. Lipsey, Peter O. Steiner, Douglas D. Purvis, Paul N. Courant, Pengantar Mikorekonomi Jilid 1 Edisi Kesembilan, (Jl Kramat IV No. 11, Jakarta : ERLANGGA, 1992), hlm. 91 - 93
Kenaikan harga beras pada contoh soal diatas termasuk dalam barang inelastis, karena barang tersebut memiliki nilai elastisitas kurang dari 1. Yang berarti pengaruh besar - kecilnya harga terhadap jumlah - permintaan tidak terlalu besar. Jadi, meskipun harga beras naik, kuantitas permintaan tidak berubah banyak. Karena beras adalah bahan makanan pokok yang sangat dibutuhka oleh semua masyarakat, dan juga karena fakor barang pengganti yang tidak biasa dipakai oleh masyarakat menjadikan kuantitas permintaan terhadap beras tetap tinggi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan
https://alafu59.wordpress.com/2012/06/13/contoh-kasus-elastisitas-dari-barang-elektronik/
http://www.swamedium.com/2017/06/03/bps-kenaikan-harga-beras-akibat-produksi-padi-turun/
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 103-107
Richard G. Lipsey, Peter O. Steiner, Douglas D. Purvis, Paul N. Courant, Pengantar Mikorekonomi Jilid 1 Edisi Kesembilan, (Jl Kramat IV No. 11, Jakarta : ERLANGGA, 1992), hlm. 91 - 93
Tidak ada komentar:
Posting Komentar