Minggu, 17 September 2017

KENAIKAN HARGA BERAS TERHADAP ELASTISITAS PERMINTAAN HARGA



Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan harga yang besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang tersebut bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya adalah elastis. Dan sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak berubah maka dapat dikatakan permintaannya tidak elastis.

Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran sejumlah barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan elastisitas penawaran (Sukirno, 2010).

Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan, dan masyarakat secara keseluruhannya akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang bersifat ekonomi, yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan atau suatu masyarakat harus membuat keputusan tentang cara yang terbaik dan menentukan prioritas untuk melakukan suatu kegiatan ekonomi. Sehingga munculah prinsip ekonomi dimana setiap individu, suatu perusahaan, atau masyarakat dituntut agar mengelola resources untuk pemenuhan kebutuhan sebagai solusi masalah kelangkaan.

Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami salah satu permasalahan di bidang ekonomi yang memerlukan pernyataan kuantitatif mengenai jumlah barang yang ditawarkan. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai dasar analisis ekonomi, seperti dalam menganalisis permintaan, penawaran, penerimaan pajak, maupun distribusi kemakmuran. 

Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh perubahan harga. Sedangkan elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas permintaan dibedakan menjadi tiga konsep, yaitu; elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan pendapatan, dan elastisitas permintaan silang. Dalam analisis, elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara presentasi perubahan jumlah diminta dengan presentasi perubahan harga disebut dengan koefisien elastisitas permintaan

Beras termasuk salah satu kebutuhan yang sangat pokok di Indonesia. Semua orang membutuhkan beras untuk bahan pangan sehari – hari. Beberapa bulan lalu tepatnya pada bulan Mei 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan harga beras di pasaran yang merangkak naik saat itu disebabkan produksi padi mulai turun, sehingga harga gabah (bulir padi) di tingkat petani dan penggilingan juga naik. Kenaikan tertinggi terjadi pada beras jenis medium. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan imbas dari kenaikan harga gabah di tingkat petani itu membuat harga beras di pasaran juga naik. 

Bagaimana cara menghitung koefisian elastisitas permintaan harga beras dan apa faktor yang dapat membedakan elastisitas permintaan suatu barang dengan barang

·         Menurut Faried Wijaya, secara umum  elastisitas menunjukkan seberapa respon suatu variabel akibat dari perubahan variabel atau salah satu variabel lain yang mempengaruhinya.
·         Menurut Salvatore, elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta konsumen akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain, elastisitas harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga (Budi S, 2009).
 
Seperti teori menurut Faried dan Salvatore, dapat disimpulkan bahwa elastisitas permintaan adalah suatu alat atau konsep yang digunakan untuk mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang di beli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Elastisitas permintaan digunakan untuk menjelaskan tingkat kepekaan permintaan suatu barang terhadap perubahan harga barang tersebut. Angka yang mengukur besarnya pengaruh perubahan harga atas perubahan jumlah barang yang diminta disebut koefisien elastisitas permintaan, dilambangkan (Ed).
Adapun rumusnya : 





        Misalkan kita ingin mengetahui besarnya koefisien elastisitas kenaikan harga beras. Didapati harga beras adalah 8.000 rupiah/kg naik menjadi 10000 rupiah/kg pada bulan berikutnya, dan karena itu permintaannya berkurang dari 30000kg menjadi 20000kg. Maka :



Ed           = (20000 – 30000) / 20000  .  (8000 - 10000) / 10000
        =  -10000/20000 .  -2000/10000
        = -1/2 . -1/5
    =-1/10

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yaitu :
1.      Tingkat kemampuan barang – barang lain untuk menggantikan barang yang bersangkutan

Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) jika harga naik para pembelinya sukar mendapat barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang tersebut, oleh karena itu permintaannya tidak banyak berkurang. Dan (ii) jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan dengannya. Semakin banyak jenis barang pengganti terhadap suatu barang, maka semakin  elastis sifat permintaannya. Beras adalah bahan makanan yang sangat pokok. Sebenarnya ada beberapa barang pengganti untuk beras, seperti gandum, singkong, ubi yang juga dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok sehari – hari. Namun, masyarakat Indonesia sudah sangat ketergantungan dengan nasi untuk dijadikan makanan pokok sehari – hari. Maka dari itu, meskipun beras harganya naik, kuantitas permintaan untuk beras tidak banyak berkurang. 

2.      Presentasi pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang tersebut

Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan barang tersebut. Karena harga beras tidak setinggi harga barang – barang tersier, dan juga beras adalah bahan pangan pokok yang sangat dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat, maka permintaan beras akan selalu ada meskipun harga beras naik. 

3.      Jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis

Semakin lama jangka waktu dimana permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan sesuatu barang.

4.      Produk mewah versus kebutuhan.

Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.

5.      Tradisi
Apabila pemakaian sesuatu barang sudah menjadi tradisi walaupun berapa pun naiknya harga, orang akan tetap membelinya, maka permintaan ini bersifat inelastic, tetapi apabila tidak didasarkan tradisi permintaan akan bersifat elastic.

6.      Mode
Mode juga mempengaruhi permintaan terhadap sesuatu barang, apabila barang tersebut sudah digandrungi oleh masyarakat, maka berapapun naiknya harga akan tetap dibeli. Maka permintaan akan bersifat inelastic demikian sebaliknya.
7.       Perubahan harga dan barang yang diminta

Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut, sehingga permintaan menjadi elastis. 

Kenaikan harga beras pada contoh soal diatas termasuk dalam barang inelastis, karena barang tersebut memiliki nilai elastisitas kurang dari 1. Yang berarti pengaruh besar - kecilnya harga terhadap jumlah - permintaan tidak terlalu besar. Jadi, meskipun harga beras naik, kuantitas permintaan tidak berubah banyak. Karena beras adalah bahan makanan pokok yang sangat dibutuhka  oleh semua masyarakat, dan juga karena fakor barang pengganti yang tidak biasa dipakai oleh masyarakat menjadikan kuantitas permintaan terhadap beras tetap tinggi.

https://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_permintaan
https://alafu59.wordpress.com/2012/06/13/contoh-kasus-elastisitas-dari-barang-elektronik/
http://www.swamedium.com/2017/06/03/bps-kenaikan-harga-beras-akibat-produksi-padi-turun/
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 103-107
Richard G. Lipsey, Peter O. Steiner, Douglas D. Purvis, Paul N. Courant, Pengantar Mikorekonomi Jilid 1 Edisi Kesembilan, (Jl Kramat IV No. 11, Jakarta : ERLANGGA, 1992), hlm. 91 - 93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar